Mendidik anak adalah amanah besar yang Allah titipkan kepada setiap orang tua. Dalam ajaran Islam, pendidikan anak bukan sekadar mengajarkan ilmu atau sopan santun, melainkan juga bentuk ibadah dan jalan untuk mendapatkan ridha Allah serta syafaat di akhirat kelak.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa seorang anak laki-laki hendaknya diaqiqahi pada hari ketujuh kelahirannya, diberi nama yang baik, dan dibersihkan dari kotoran (dicukur rambutnya). Ketika anak menginjak usia enam tahun, ia mulai diajari adab dan etika. Pada usia sembilan tahun, tempat tidurnya dipisah dari orang tuanya. Ketika menginjak usia tiga belas tahun, ia harus mulai ditegur dan didisiplinkan dalam urusan shalat. Dan saat berusia enam belas tahun, sang ayah disunnahkan menikahkannya. Setelah itu, ayahnya mengangkat tangannya dan berdoa:
“Ya Allah, aku telah mendidiknya, mengajarkannya, dan menikahkannya. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan azab akhirat baginya.”
Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin mencantumkan hadits ini sebagai dasar pentingnya mendidik anak sejak dini. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pengajaran ilmu pengetahuan, tapi juga pembiasaan pada akhlak mulia, seperti menegur kesalahan, memberi ancaman yang mendidik, serta membiasakan mereka menjauhi perbuatan buruk.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Tidak ada pemberian terbaik yang diberikan orang tua kepada anaknya melebihi pendidikan yang baik.”
(HR. Tirmidzi dan Hakim, dari Amr bin Sa’id bin al-‘Ash)
Hadits ini menegaskan bahwa adab dan akhlak yang baik lebih berharga daripada harta atau pemberian materi. Bahkan, pendidikan yang baik bisa mengangkat derajat seseorang dari keadaan biasa menjadi mulia, seperti seorang hamba sahaya yang karena akhlaknya bisa sejajar dengan para raja.
Sebuah kisah lain memperlihatkan betapa Rasulullah ﷺ sangat menyayangi cucu-cucunya, Hasan dan Husain ra. Suatu ketika mereka bermain dan menaiki punggung beliau saat sedang berbincang dengan para sahabat. Setelah selesai berbicara, beliau bersabda kepada keduanya, “Turunlah, wahai anak-anakku.”
Ketika keduanya melihat Ali bin Abi Thalib ra mendekat, mereka tampak takut dan segera turun. Ali kemudian menegur mereka dan memukul ringan sambil berkata, “Adab itu lebih baik bagi kalian.” Namun, Rasulullah ﷺ menegurnya, “Wahai Ali, janganlah engkau kasar kepada Hasan dan Husain, karena mereka adalah dua bunga harumnya hatiku dan penyejuk jiwaku.”
Mendengar itu, Ali berkata, “Aku taat dan patuh, wahai Rasulullah.” Lalu turunlah Malaikat Jibril dan berkata, “Wahai Muhammad, Allah berfirman: Biarkan Ali mendidik mereka.”
Dari kisah ini, kita melihat bahwa kasih sayang terhadap anak tidak bertentangan dengan kedisiplinan. Keduanya bisa berjalan seiring, asalkan dilakukan dengan cara yang bijak dan penuh tanggung jawab.
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Berilah makan yang baik kepada anak-anakmu, berilah mereka nama yang baik, dan bersihkanlah tubuh mereka. Maka kamu akan memperoleh syafaat mereka (di akhirat).”
(Kitab Riyadhus Shalihin)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Mendidik anak lebih baik daripada bersedekah satu sha’ (sekitar 2,5 kg makanan) setiap hari.”
Ini menunjukkan bahwa pendidikan anak bukan hanya kewajiban, tapi juga ladang pahala yang sangat besar. Seorang ayah atau ibu yang mengajari anaknya shalat, membaca Al-Qur’an, berakhlak baik, dan mencintai ilmu agama akan mendapatkan balasan besar di sisi Allah. Bahkan disebutkan, orang yang meninggalkan anaknya dalam keadaan bodoh, maka dosa-dosa anaknya bisa dibebankan juga kepada orang tuanya, karena kelalaian dalam mendidik.
Mendidik anak dalam Islam bukan hanya tanggung jawab orang tua secara duniawi, melainkan juga bagian dari tanggung jawab akhirat. Setiap tahapan usia anak punya tuntunan tersendiri dalam Islam, dari mulai pemberian nama, aqiqah, pembiasaan ibadah, hingga pernikahan. Orang tua dituntut untuk menjadi guru pertama yang mengajarkan adab dan akhlak mulia.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ, pendidikan yang baik kepada anak lebih utama daripada harta atau pemberian dunia lainnya. Maka sudah semestinya para orang tua muslim menjadikan pendidikan anak sebagai prioritas utama dalam rumah tangga.
Wallahu a’lam.
Oleh : Ukhti Ifta Ermita Rahma
(Alumni Pesantren Azzikra Depok)
Editor : Ustadzah Indah Khoirunnisa, Lc.
(Guru Diniyah Pesantren Azzikra Depok)




