Menghafal Al-Qur’an adalah karunia yang sangat agung. Namun seperti karunia lainnya, ia datang bersama usaha dan kesungguhan. Setiap penghafal Al-Qur’an tentu pernah merasakan tantangan dalam menjaga hafalan agar tetap kuat. Maka dari itu, sangat penting mengetahui sebab-sebab yang dapat membantu menguatkan hafalan.
1. Murojaah
Salah satu sebab paling utama adalah kesungguhan dan ketekunan. Hafalan yang tidak dijaga dengan semangat dan disiplin akan mudah hilang. Karena itu, para santri dan siapa pun yang sedang menghafal Al-Qur’an dianjurkan untuk terus menjaga rutinitas, mengulang secara berkala, dan tidak menunda-nunda murojaah.
2. Istiqomah
Selain itu, kontinuitas atau menjaga kesinambungan adalah kunci. Hafalan yang jarang diulang akan memudar, bahkan bisa hilang total. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perumpamaan orang yang memiliki hafalan Al-Qur’an kemudian ia tidak menjaganya adalah seperti unta yang lepas dari tali pengikatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Mengurangi makan
Mengurangi makan juga disebut sebagai salah satu sebab kuatnya hafalan. Para ulama terdahulu seperti Imam Asy-Syafi’i dikenal menjaga asupan makanan agar tidak berlebihan, karena makan yang terlalu kenyang bisa menyebabkan kantuk dan melemahkan konsentrasi.
4. Qiyamul lail
Kemudian, shalat malam atau qiyamul lail memiliki pengaruh besar terhadap kekuatan ruhiyah seseorang. Bangun di sepertiga malam terakhir, bermunajat kepada Allah, dan mengulang hafalan dalam keadaan tenang dan penuh kekhusyukan adalah cara yang telah terbukti sangat efektif dalam menjaga hafalan. Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”
(QS. Al-Muzzammil: 6)
Membaca Al-Qur’an sambil menyimak tulisannya juga sangat dianjurkan. Membaca dengan cara ini lebih menguatkan ingatan karena melibatkan lebih banyak indera. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“Amalan umatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an dengan menyimak tulisannya.”
(HR. At-Tirmidzi)
Ada juga sebuah kisah menarik dari Syaddad bin Hakim. Dalam sebuah mimpi, ia bertanya kepada temannya yang telah wafat, “Amalan apa yang paling bermanfaat bagimu sekarang?” Temannya menjawab, “Membaca Al-Qur’an dengan menyimak tulisannya.” Ini menunjukkan bahwa amal tersebut sangat besar manfaatnya, bahkan hingga setelah kematian.
5. Berdoa
Selain dari sisi amalan, doa juga memiliki peran penting dalam menguatkan hafalan. Saat hendak mengambil buku atau memulai belajar, dianjurkan membaca:
بِسْمِ اللَّهِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ، عَدَدَ كُلِّ حَرْفٍ كُتِبَ وَيُكْتَبُ أَبَدَ الْآبِدِينَ وَدَهْرَ الدَّاهِرِينَ
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah yang Maha Agung. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Perkasa dan Maha Mengetahui, sebanyak huruf yang telah ditulis dan akan ditulis, sepanjang masa dan abad.”
Dan setelah selesai menulis atau belajar, dianjurkan membaca:
آمَنْتُ بِاللَّهِ الْوَاحِدِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَكَفَرْتُ بِمَا سِوَاهُ
Artinya:
“Aku beriman kepada Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku kufur terhadap segala sesuatu selain-Nya.”
Doa-doa ini bukan hanya rangkaian kata, tapi bentuk pengakuan bahwa kemampuan menghafal datang sepenuhnya dari Allah. Maka semakin seseorang menggantungkan diri kepada-Nya, semakin Allah bantu ia dalam menjaga hafalannya.
Al-Qur’an itu mudah dihafalkan bagi siapa yang sungguh-sungguh. Allah ﷻ berfirman:
“Dan sungguh, Kami telah mudahkan Al-Qur’an untuk diingat, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
(QS. Al-Qamar: 17)
Bagi para santri dan penghafal Al-Qur’an, penting untuk tidak hanya memperhatikan metode hafalan, tetapi juga menjaga adab dan amalan yang bisa menguatkan hati dan pikiran. Menjauhi maksiat, menjaga wudhu, memperbanyak doa, dan menata niat termasuk bagian dari usaha agar hafalan kita menjadi lebih kokoh dan diberkahi.
Semoga Allah memudahkan setiap langkah kita dalam menghafal, menjaga, dan mengamalkan Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.
Oleh: Ukhti Syakira Putri Auliya (Alumni Pesantren Az-Zikra Depok)
Editor: Ustadzah Siti Fatimatuzzahro (Guru Halaqoh Qur’an Pesantren Az-Zikra)




